Ketika Penyedia Produk Selalu Menjadi Tertuduh?

Minggu yang lalu saya mendapat informasi dari Project Manager yang sedang berada di lokasi (customer), bahwa salah satu backbone jaringan komputer (networking)  mati total tidak berfungsi. Celakanya lagi backbone yang tidak berfungsi ini merupakan salah satu jalur yang menangani bagian pelayanan (bersentuhan langsung dengan masyarakat) di instansi tersebut. Ironisnya kejadian ini terjadi pada saat jam kerja. Yang berakibat pelayanan kepada masyarakat menjadi croudit. Secara langsung tim IT customer memberikan penjelasan kepada pimpinan instansi,bahwa masalah terjadi karena kesalahan penyedia produk sistem.

Namun setelah dilakukan pengecekan investigasi oleh tim teknis dan tim IT Customer, ternyata ada orang oknum yang sengaja memindahkan SFP modular yang terhubung ke Switch Hub.Padahal untuk bisa mengutak-atik Switch hub tersebut harus mempunyai akses ke ruang server dan juga lemari server. Sementara yang mempunyai akses ke ruang server dan lemari server hanya tim IT Customer. Jika kami sebagai penyedia produk sistem pun ingin masuk, harus seijin dan ditemani pihak IT Customer tersebut.

Kejadian tersebut merupakan salah satu contoh bagaimana mindset sebagian customer. Semua masalah kerusakan yang terjadi terhadap suatu produk yang dibeli selalu dijudge sebagai kesalahan penyedia produk tersebut. Penyedia produk sering menjadi tertuduh atas semua masalah yang terjadi terhadap produk yang dijual. Meskipun masalah atau kesalahan yang terjadi hanya mungkin dilakukan oleh customer itu sendiri. Padahal tidak semua masalah kerusakan  yang terjadi merupakan kesalahan penyedia produk.

Bagaimana pendapat anda?

21 thoughts on “Ketika Penyedia Produk Selalu Menjadi Tertuduh?

  1. kerap kali hal itu terjadi karena ketidaktahuan customer.
    serta kadang juga ada pihak tertentu yg tau sudah salah, tapi berusaha menyelamatkan diri serta lantas menutupi detil seluruh kejadian terkait yg seringkali perlu untuk troubleshooting.

    • Ya benar mas. Customer juga tidak mau disalahkan. kalau customer complaint karena tidak sesuai dengan spefikasi/layanan yg seharusnya di dapatkan ga masalah, tp kalau complaintnya diluar spek atau kontrak kerja itu yg sulit.

  2. ya karena customer hanyalah sebagai end user aja mereka tidak tahu bagaimana secara runut sebuah problem atau eror terjadi.. yang pasti akan menyangka bahwa itu smata-mata kesalahan dr produk tersebut 😀

  3. Memang banyak terjadi seperti itu. setiap kali ada produk yang error lantas yang disalahkan penyedia produknya.
    Customer ga mau disalahkan. Customer kan raja. gitu alasannya…

    Yang jadi penyedia produk harus banyak ngelus dada sama sabar deh. moga aja ga dapet customer yang g bawel.
    hehehehe, atau itu memang risiko pekerjaan?

  4. Assalamualaikum mas aan, setuju dgn kata” ini -Semua masalah kerusakan yang terjadi terhadap suatu produk yang dibeli selalu dijudge sebagai kesalahan penyedia produk tersebut- tp gak semuanya sih.

  5. maaf mas ganggu lagi, mohon di terima award dari saya .. dan kalau berkenan kita bertukaran link, link mas sudah saya pasang di daftar blogroll saya .. atas nama “aan” hehe ..

  6. ahhh banyak kejadian kayak gini, costumer berpikir ngak pake teknikal lagi. ato ngak berpikir jernih. malah kadang tindakan perbudakan ke vendor. hmmmmmm. ahhh sadarlah para costumer

    • “lempar batu sembunyi tangan” sering terjadi pd customer yang sudah memiliki Divisi IT. Mereka tdk mau disalahkan oleh pimpinan mereka sehingga yg sering dijadikan korban adalah Penyedia produk/jasa.

Tinggalkan Balasan ke Aan Subhan Batalkan balasan